MAKALAH KERAJAAN TARUMA NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kerajaan
Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah
pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah
satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara
adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara
didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada
tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M.
Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani
kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi.
Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
itu
tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan
Tarumanegara termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu bagaimana selengkapnya
berdirinya sejarah Kerajaan Tarumanegara ? Lokasi dan wilayah kekuasaan ?
Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ? Siapa sajakah yang pernah menjadi
raja di Tarumanegara ? Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumanegara
? dan Sumber – sumber sejarahnya ? itu semua akan dijelaskan dimakalah
ini .
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sejarah
berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?
2. Dimana
lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?
3. Bagaimana
kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
4. Siapa
sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?
5. Bagaimana
peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?
C. Tujuan
1.
Untuk
membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan
Tarumanegara.
A. Sejarah
berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika
memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh
yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan
baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum,
yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet
kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar
Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas
ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja
Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai
pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi
Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.
B. Sumber
sejarah Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti
a. Prasasti
Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Sebelumnya
dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir sungai Ciaruteun,
dekat muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat lukisan laba-laba dan tapak
kaki yang dipahatkan di atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis
dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh (Anustubh: jumlah suku kata pada
masing-masing baris dalam satu bait puisi Jawa kuno sebanyak 8 suku kata).
Prasasti ini mengingatkan adanya hubungan dengan prasasti raja Mahendawarman I
dari keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :
Vikrantasyavanipateh
srimatah purnavarmmanah tarumanegarendrasya visnor iva padadvayam
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki
Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah
berani di dunia’’
b. Prasasti
Pasir Koleangkak
Di
temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.
Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna
sri-purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin
manusia yang tiada taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali waktu(
memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak
dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang
senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran,
tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya’’
c. Prasasti
Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
Terdapat
dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata.
Bunyinya sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya
vibhatidam- padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma (yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’
d. Prasasti Tugu (Tugu,
Jakarta)
Merupakan
prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan
pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Yang khas dari prasasti ini
adalah:
·
Di dalamnya
disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga
dan Gomati.
·
Merupakan
satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir penanggalan namun
tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan phalguna dan caitra yang
bertepatan dengan bulan Februari- April.
·
Menyebutkan
dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang
dihadiahkan
·
Menyebutkan
dua nama lain dari Purnawarman
Candrabhaga
merupakan
nama sungai India yang diberikan kepada sebuah sungai di Jawa dan nama itu
sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha dapat di artikan menjadi
bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang
diduga pusat Kerajaan
Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
·
pura
rajadhirajena guruna inabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam
yayau pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa narendradhvajabhutena
srimata purnnavarmmana caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih ayata
satrasahasrena dhanusam sasaterna ca dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim brahmanair ggo-sahasrena prayati
krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja
yang mulia dan mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk
mengalirkannya ke laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang
termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai raja
Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta
menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau menitahkan pula menggali kali
yang permai dan berair jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di
tengah-tengah tanah kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang
Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang
bulan Phalguna dan disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi
hanya 21 saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya
dilakukan oleh para brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’
e. Prasasti
Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis
dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat
gambar tapak kaki
f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)
Prasasti
ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab
tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang
isinya
g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Ditemukan
di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten
Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara yang merupakan
satu Sloka dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh
prabhuh satyapara (k) ra (mah) narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang
sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi
panji sekalian raja”
2.
Arca
a.
Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di
Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada
yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
b. Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal
dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman.
Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja,
Siam dan Semenanjung Melayu.
c. Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)
Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8,
yaitu:
·
Jenis batu
yang digunakan
·
Bentuk arca
dan laksananya
·
Bentuk
badan
·
Makuta
3.
Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti
(Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di
sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya
adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo
Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan
pandai membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para ahli
sejarah menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara
b. Dinasti
Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari
berita Dinasti Soui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo
yang terletak disebelah selatan
c. Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M
datang utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk
Tarumanegara.
d. Dinasti Tang( 618-906)
Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang
terletak di Lautan Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama
Ho-ling oleh para sarjana disesuaikan dengan Kalinga yang letaknya diperkirakan
di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit
penyu, emas , perak, cula badak dan gading gajah. Sedangkan penduduknya membuat
benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka beratap daun kelapa.
C. Letak dan
wilayah kekuasaan
Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara
terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli
menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar sungai Citarum
dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara meliputi
daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
D. Raja-raja
Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta adalah istilah yang
merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara
pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
E. Kehidupan
Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat ,
adalah matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan
sumber yang ada sampai saat ini, dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian
penduduk pada zaman Tarumanegara.
Kalau dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari
daerah Ho – ling dapat diterima, maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa
itu perburuan, pertambangan, perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian
penduduk Tarumanegara di samping pertanian, peleyaran, dan perternakan.
Bukti pada masa itu ada perburuan adalah, adanya berita tentang
perdagangan cula badak dan gading gajah, sedangkan gajah dan badak adalah hewan
liar. Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu, mereka harus berburu
.Sedang perikanan, pada masa itu terjadi jual beli kulit penyu. Untuk
pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak. Jelaslah trelah
disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat
itu. Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada
tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman. Yang kegunaanya
untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,.
Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan pertanian.
Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai pelayaran ,barang kali
ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup
streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan penduduknya di
bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging.
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging.
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain
menggunakan perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan
adanya data bahwa lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah
kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk
melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain , yang tidak
terlalu berjauhan letaknya .
Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat
diperkirakan golongan masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu ,
pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun demikian ,tidak dapat
dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi budaya
,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat berbudaya hindu dan
golongan masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa
dan bahasa sansekerta pada masa itu .Namun berita
dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan
nama kwun lun. yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah
bahasa Indonesia yang tercampur dengan bahasa sansekerta .
Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma
Negara terdapat tiga macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang
kotor. dan dari ketiga agama tersebut agama hindulah yang paling banyak karena
diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan . Antara lain Prasasti
tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita ketahui tentang
agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien yang
mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha
termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya
pengaruh India ke Indonesia .
F.
Keruntuhan
Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686
Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja
Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat
Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi,
menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca.
Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan
menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar
pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi
tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena
kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar
pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar
sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan
Tarumanegara
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan
pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan
ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik,
ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini
terlihat dari peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil
jiplakan kebudayaan India.
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun
dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian
sendiri
B. Saran
Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa
yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di
wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa
tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek
moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya
berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu
marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa
yang menjadi kebanggaan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M). Jakarta: Balai Pustaka
Widiarto,
Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Salatiga:
Widya Sari Press
Y, Yongky.
2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang Kencana.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Comments
Post a Comment