MAKALAH BALI KUNO



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bali Kuno yang dikenal sebagai Pulau Dewata pada zaman duhulu kala sebelum kedatangan majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali di Bali Kuno yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit. Prasasti itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya Khesari Warmadewa memiliki istana yang ada di Singhadwala.Bali Kuno adalah tempat berkembangnya agama Hindu dan Hampir seluruh Masyarakatnya menjadi penganutnya. Agama Hindu di Bali Kuno mulai tumbuh dan berkembang sejak abad ke – 8, bersamaan dengan pertumbuhan agama Hindu di Jawa Tengah, Agama Hindu banyak pengaruhnya terhadap kebudayaan setempat, juga terhadap sistem pemerintah.
Berita Cina menyebutkan pada abad ke – 7 ada daerah Dwapatan (Bali Kuno) yang mempunyai adat yang sama dengan Jawa (Holing). Prsasti Bali Kuno 804 Caka (882 M) menyebutkan pemberian izin pembuatan pertapaan di bukit Kintamani. Prasasti berangka tahun 896 caka (991 M) isinya menyebutkan tempat suci dan istana Raja terletak di Singhamandawa dekat Sanur berhuruf Dewa Nagari dan Bali Kuno Kuno. Kitab Usana Bali Kuno abad ke 16 menyebutkan Raja Jayapangus memerintah setelah Raja Jayakusuma. Ia Raja penyelamat Bali Kuno yang terkena malapetakaa karena lupa menjalankan ibadah Raja ini juga mendapat wahyu untuk melakukan upacara agama kemBali Kuno yang sekarang sebagai hari Galungan.

B.     Maksud dan Tujuan Penulisan
a.      Maksud Penulisan
Adapun maksud dari makalah kami tentang Kerajaan Bali Kuno, yaitu :
1.      Ingin mengetahui Bukti Kerajaan Bali Kuno.
2.      Ingin mengetahui letak Kerajaan Bali Kuno.
3.      Ingin mengetahui raja-raja Kerajaan Bali Kuno.
4.      Ingin mengetahui kehidupan Kerajaan Bali Kuno.
5.      Ingin mengetahui penyebab kejayaan Kerajaan Bali Kuno.
6.      Ingin mengetahui penyebab kemunduran Kerajaan Bali Kuno.

b.           Tujuan Penulisan
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah.
2.      Untuk menambah poin-poin dalam pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang Kerajaan Bali Kuno.

C.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa Bukti Kerajaan Bali Kuno?
2.      Dimana letak Kerajaan Bali Kuno?
3.      Siapa raja-raja Kerajaan Bali Kuno?
4.      Bagaimana kehidupan Kerajaan Bali Kuno?
5.      Apa penyebab kejayaan Kerajaan Bali Kuno ?
6.      Apa kemunduran Kerajaan Bali Kuno?















BAB II
PEMBAHASAN

Bali Kuno yang dikenal sebagai “Pulau Dewata” pada zaman duhulu kala sebelum kedatangan majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali di Bali Kuno yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit. Prasasti itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya “Khesari Warmadewa” memiliki istana yang ada di Singhadwala.
Khesari Warmadewa adalah Ugrasena pada tahun 915 M - 942 M. Setelah meninggal, Abu dari jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu, lalu digantikan oleh mahkota Jayasingha Warmadewa (960 M - 975 M). Dikatakan bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di desa Manukraya, yang letaknya sekarang di dekat istana negara Tapak Siring.
Raja Jayasingha Warmadewa digantikan oleh Raja Jayasadhu Warmadewa (975 M - 983 M), setelah itu wafat digantikan oleh seorang Ratu yang bernama Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi (983 M - 989 M). Kemudian digantikan oleh Dharmodayana (989 M - 1011 M) yang disebut juga Raja Udayana. Raja Udayana menikah dengan Gunapriayadharmapatni alias mahendradatta dari kerajaan Medang Kemulan jawa timur dan dari perkawinannya menghasilkan 3 orang anak yaitu : Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Kemudian Airlangga menikah dengan putri Raja Dharmawangsa (raja jawa timur).
Raja Marakata menggantikan Raja Udayana sebab Airlangga berada di jawa timur. Raja Udayana wafat dan abu jenazahnya di candikan di Banu Wka. Marakata diberi gelar, Dharmawangsa Wardana Marakatta Pangkajasthana Uttunggadewa yang memerintah di Bali Kuno dari 1011 - 1022. Kemudian digantikan oleh anak Wungsu (1049 - 1077) yang memerintah selama 28 tahun dan dikatakan selama pemerintahannya keadaan negara aman tenteram. Anak Wungsu tidak memiliki keturunan dan meninggal tahun 1077 dan di dharmakan di Gunung Kawi dekat Tapak Siring.
Setelah Anak Wungsu meninggal, keadaan kerajaan di Bali Kuno tetap mengadakan hubungan dengan raja-raja di Jawa dan ada dikisahkan seorang raja
Bali Kuno yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang kenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali Kuno adalah ingin menaklukan Bali Kuno di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Kuno Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur Bali Kunok dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh.
Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali Kuno dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343. Setelah Bali Kuno ditaklukan oleh kerajaan Majapahit, sebagian penduduk Bali Kuno Kuno melarikan diri ke daerah pegunungan yang kemudian disebut penduduk “Bali Kuno Aga”. Sekarang keberadaan mereka dapat dijumpai di daerah Bali Kuno seperti di desa tenganan (Kab. Karangasem), tengangan pengringsingan (Kab. Buleleng) dan masih banyak lagi yang lainnya, mereka memiliki pakaian adat sendiri yang khas dimana bahan dan bentuknya sedikit berbeda dengan pakaian adat Bali Kuno pada umumnya.

B.     Berdirinya Kerajaan Bali Kuno
Pusat Kerajaan Bali Kuno pertama di Singhamandawa.Raja pertama Sri Ugranesa.Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan bagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan keluarga raja yang lain.Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali Kuno pernah dikuasai Singasari pada abad ke – 10 & Majapahit abad ke – 14.








C.   Struktur kerajaan
Dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali Kuno dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang Upadhyaya”. Raja didampingi oleh badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa.

Raja- Kerajaan Bali Kuno
1)      Khesari Warmadewa yang beristana di Singhadwala menurunkan Wangsa Warmadewa 
2)      Ugrasena
3)      Raja Haji Tabanendra Warmadewa ia di candikan di Air Mandu
4)      Raja Jayasingha Wamadewa ia membangun pemandian di Desa Manukraya yaitu Pemandian Tirta Empul dekat tampak Siring tahun 960
5)      Raja Jayasadhu Warmadewa
6)      Sri Maharaja Sri Wijaya Mahdewi
7)      Raja Udayana yang memerintah bersama istrinya yakni Gunapriyadarmapatni yang melahirkan Airlangga, Marakata, Anak wungsu
8)      Marakata bergelar Marakata Utungga Dewa yang di segani rakyatnya, ia membangun bangunan suci di Gunung Kawi, Tampak Siring Bali Kuno  
9)      Anak Wungsu, mengaku penjelmaan Wisnu yang masa pemerintahannya di bantu 10 senopati rakyat hidup dari bertani, binatang yang berharga adalah Kuda. Untuk golongan pedagang laki-laki disebut Wanigrama dan untuk perempuan disebut Wanigrami 
10)  Raja Walaprabuk. Raja Jayasakti, pada masa pemerintahanya ada dua kitab undang-undang yakni Utara Widdi Balawan dan Raja Wacana (Rajaniti)
11)  Jayapangus yang dikenal penyelamat negara karena mengajak rakyatnya kemBali Kuno melakukan upacara agama sehingga mendapat wahyu (Hari Galungan)


D.   Kehidupan Kerajaan Bali Kuno
1.      Kehidupan Politik 
Nama Bali Kuno sudah lama dikenal dalam beberapa sumber kuno. Dalam berita Cina abad ke-7 disebut adanya nama daerah yang bernama Dwa-pa-tan, yang terletak disebelah timur Kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali Kuno. Adat istiadat penduduk Dwa-pa-tan ini sama dengan di Holing, yaitu setiap bulan padi sudah dipetik, penduduknya menulis dengan daun lontar, orang yang meninggal dihiasi dengan emas, dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas sertadiberi harum-haruman, kemudian mayat itu dibakar. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, pengaruh Buddha datang terlebih dahulu dibandingkan dengan pengaruh Hindu. Prasasti yang berangka tahun 882 M, menggunakan bahasa Bali Kuno menerangkan tentang pemberian i in kepada para biksu untuk mendirikan pertapaan di Bukit Cintamani. Pengaruh Hindu di Bali Kuno berasal dari JawaTimur, ketika Bali Kuno berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, adasebagian penduduk yang melarikan diri ke Bali Kuno, sehingga banyak penduduk Bali Kuno sekarangyang menganggap dirinya keturunan dari Majapahit.Prasasti yang menceritakan raja yang berkuasa di Bali Kuno ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa raja yang bernama KhesariWarmadewa, istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis dengan huruf Nagari(India) dan sebagian lagi berhuruf Bali Kuno, tetapi berbahasa Sanskerta. Prasasti ini berangka tahun 914 M (836 saka), dalam Candrasengkala berbunyi Khecara-wahni-murti.Raja selanjutnya yang berkuasa adalah adalah Ugrasena pada tahun 915 M.Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa (955-967 M). Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa, ia membangun dua buah pemandian di desaManukraya. Pemandian ini merupakan sumber air yang dianggap suci. Jayasinghakemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari tahun 975-983M. Tidak banyak berita yang menceritakan masa kekuasaannya.



2.      Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang berkembang di Bali Kuno adalah sektor pertanian. Hal itudapat dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai prasasti yangmenunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah, parlak (sawah kering), gaga(ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).

3.         Kehidupan Sosial Budaya
Struktur masyarakat Bali Kuno dibagi ke dalam empat kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak seketat seperti di India. Begitu puladalam pemberian nama awal pada anak-anak di lingkungan masyarakat Bali Kuno memilikicara yang khas, yaitu:a. Wayan untuk anak pertama; b. Made untuk anak kedua; c. Nyoman untuk anak ketiga;d. Ketut untuk anak keempat.Tetapi ada juga nama Putu untuk panggilan anak pertama dari kasta Brahmanadan Ksatria

4.      Kepercayaan
Masyarakat Bali Kuno banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutamaHindu. Sampai sekarang, masyarakat Bali Kuno masih banyak yang menganut agama Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budayamasyarakat asli Bali Kuno sebelum Hindu. Masyarakat Bali Kuno sebelum Hindu merupakankelompok masyarakat yang terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong dan melindungi kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali Kuno yang bernama Hindu Dharma.

5.      Penyebab Kejayaan
a.       Naik tahtanya Dharmodayana. Pada masa pemerintahnnya, system pemerintahan Kerajaan Bali Kuno semakin jelas.
b.      Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali Kuno semakin kuat.

6.      Penyebab Kemunduran
Dikisahkan seorang raja Bali Kuno yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali Kuno adalah ingin menaklukan Bali Kuno di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Kuno Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur Bali Kunok dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali Kuno dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.
a.       Patih Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di Majapahit Kebo Iwa dibunuh.
b.      Patih Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali Kuno, lalu ia menangkap raja Bali Kuno yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali Kuno berada di bawah kekuasaan Majapahit.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kerajaan Bali muncul pada abad ke 9 yang di perintah oleh Raja Sri Kesariwarmadewa, Udayana dan anak Wungsu. Tahun 915 Raja Bali Ugrasena berhasil membangun Kerajaan Bali dan berkembang dan serta menjalin persahabatan Mataram, dan di tandai perkawinana Udayana Wamadewa (956-1022) kawin dengan putri Makutawangsa Whardana yang bernama Mahendratta, hubungan berlanjut setelah putra Udayana yang bernama Airlangga menikah dengan putri Darmawangsa Tguh sampaia khirnya terjadi perlaya 1016. Karena diserang oleh Raja Wurawari dari Wengker yang merupakan sekutu Sriwijaya. Pada masa pemerintahan anak Wungsu (1049-1077) berhasil dibangun Candi Tampak Siring. Pengganti Anak Wungsu, Jaya Sakti, Jayapangus dan Bedahulu adalah raja lemah dan akhirnya ditaklukan oleh Gajah Mada dalam meluaskan KerajaanMajapahit

B.       Saran
Tiada sesuatupun yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan makalah yang penulis susun ini juga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati demi melengkapi makalah ini



DAFTAR PUSTAKA

http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/penyebab-kejayaan-dan-kemunduran.html


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH KERAJAAN TARUMA NEGARA

MAKALAH KERAJAAN MAKASAR

KERAJAAN MATARAM ISLAM