MACAM-MACAM BENCANA ALAM
MACAM-MACAM
BENCANA ALAM
1. GEMPA BUMI


Sebagai peristiwa paling ditakutkan dan menjadi fenomena alam destruktif,
gempa bumi (dan setelah gempa) dapat menghancurkan properti dan mengambil
banyak nyawa manusia. Gempa adalah pergerakan bumi mendadak yang disebabkan
oleh pelepasan kekuatan yang terakumulasi lama. Selama ratusan tahun, kekuatan
tektonik dari lempeng dunia telah membentuk bumi, dengan bergerak perlahan di
bawah tanah dan saling bertabrakan. Terkadang pergerakan ini bertahap,
terkadang pula lempengan ini terkunci selama ratusan tahun dan tak mampu
mengeluarkan energi. Sampai di satu titik mampu membangun energi besar,
lempengan ini kemudian melepas energi tersebut. Jika gempa terjadi di daerah
padat populasi, tentunya korban dan kerusakan properti mencapai angka tinggi.
2.
ANGIN PUTING BELIUNG


Puting beliung ialah sebuah tiub angin berpusing yang menyentuh tanah dan awan kumulonimbus. Angin yang berada di dalam puting beliung berpusing dengan pantas dan menjadikan puting beliung sangat berbahaya.Kebanyakan puting beliung mempunyai angin selaju 175 km/j atau kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum "lenyap". Walau bagaimanapun, sesetengah puting beliung mempunyai angin selaju 480 km/j, dengan lebar lebih daripada (1.6 km), dan boleh bergerak melebihi 100 kilometer.[1][2][3]Puting beliung seringkali terjadi semasa hujan ribut petir angin kuat dan mendatangkan banyak kemusnahan kepada apa-apa sahaja yang disentuhnya. Saban tahun, ada nyawa yang terkoban akibat puting beliung. Puting beliung boleh berlaku hasil aktiviti di dalam awan kumulonimbus yang besar semasa ribut petir dahsyat. Puting beliung juga boleh berlaku bersama taufan. Dalam kebanyakan ribut petir yang berlaku di dunia, udara panas naik membawa wap air dan membentuk awan kumulonimbus dan hujan membawa udara sejuk ke bawah pada tempat yang sama, oleh itu angin ribut kencang tidak terbentuk. Tetapi sesetengah ribut petir pula menghasilkan angin kencang di dalam awan akibat turun naik udara panas dan sejuk secara serentak serta turun naik udara panas dan sejuk yang tidak berlaku pada tempat yang sama, dikenali sebagai fenomena angin ricih. Sekiranya angin ricih kencang tersebut berubah bentuk daripada melintang di dalam awan kepada menegak, angin kencang berbentuk corong akan terbentuk dan pusaran angin berbentuk corong tersebut dikenali sebagai puting beliung.
Penyebab terjadinyaangin puting beliung adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat
kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan
pohon.


Kebakaran
liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran rumput, atau
kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi
dapat juga memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian. Penyebab umum
termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan
kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar.Kebakaran hutan dalam bahasa
Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah
bahan seperti-napalm yang
digunakan di Eropa Pertengahan
sebagai senjata maritime.

Banjir adalah
peristiwa terbenamnya daratan oleh air.[1] Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan
yang biasanya kering.[2] Banjir pada
umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke
lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang
tinggi.[1] Kekuatan
banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya.[3] Air banjir
juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya
setelah air surut.[3] Banjir
adalah hal yang rutin.[4] Setiap
tahun pasti datang.[4] Banjir,
sebenarnya merupakan fenomena kejadian
alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.[5] Banjir
sudah temasuk dalam urutan bencana
besar, karena meminta korbanbesar.
Terjadinya
banjir di karenakan hujan secara terus
menerus tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu,
penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan
pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau
membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat
berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar
pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit.
Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam
jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai penuh dengan sampah
dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak
mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di
pemukiman penduduk.
5.
MUSIM KEMARAU

Musim kemarau adalah musim di daerah tropis yang
dipengaruhi oleh sistem muson. Musim
kemarau dikenal pula sebagai musim kering. Untuk dapat disebut musim
kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian)
selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia
Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan
mengalami musim ini.Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam
wilayah dwimusim.Gejala ENSO dikenal dapat memperpanjang durasi
musim ini sehingga mengakibatkan kekeringan
berkepanjangan.
6.
GUNUNG
MELETUS

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma
yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu
dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering
meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
7. LONGSOR

Longsor atau sering
disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang
memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang
turut berpengaruh:
- erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
- lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
- gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
- gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
- getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
- berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
8.
TSUNAMI

Tsunami berasal dari kata 津波; tsu =
pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan" adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteotsunami yang ketinggiannya beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
Comments
Post a Comment